Jumat, 30 September 2011

cara menghadapi perubahan dalam hidup


5 tips merespon perubahan secara efektif :
Pertahankan perspektif
Seperti ketika kita sedang menikmati lukisan, ambil satu langkah ke mundur dan lihat gambaran keseluruhannya.   Seperti sebuah lukisan, perubahan adalah detail-detail yang dialami dalam membentuk gambaran kehidupan. Dengan mempertahankan perspektif, kita dapat menghindari respon emosional yang berlebihan.
Latihlah 5 P (Patience, Persistent, Practical, Positive, Purpose)
Patience : perubahan adalah proses, hasilnya tidak langsung terlihat. Jangan impulsif dan ingin secepat-cepatnya mencapai hasil yang diinginkan. Berikan waktu yang masuk akal untuk melihat prosesnya, cobalah untuk bersabar.
Persistent : Sangat mudah untuk menyerah bila perubahan terasa berat, masa depan terlihat gelap  dan stress mulai membebani. Bertahan dan jangan menyerah, siapa tahu hasil yang diinginkan hanya tinggal selangkah lagi.
Practical : Tidak usah terlalu terokupasi dengan perubahan yang terjadi dan dampaknya ke masa depan. Pertahankan perspektif dan hiduplah di masa kini. Dengan demikian kita dapat  mempertahankan keseimbangan dan tidak merasa limbung.
Positive : Coba memandang perubahan secara optimis.  Sadari bahwa ada dinamika yang akan dihadapi, ada yang naik dan ada yang turun. Berpikir secara realistis. Dengan menyadari naik turunnya keadaan dapat membantu untuk tetap fokus dan mempertahankan komitmen. Berpikirlah secara terbuka terhadap kemungkinan yang terjadi, belajar menjadi fleksibel, tetap termotivasi, dan pertahankan selera humur yang akan membantu dalam menghadapi gempuran yang menantang kebertahanan.
Purpose : Sadari dasar dan tujuan hidup. Dengan mengetahui tujuan besar yang ingin dicapai, maka akan membantu ketika manghadapi transisi.  Gunakan tujuan ini sebagai kompas agar tidak terseret oleh arus perubahan.


Fokuslah pada identitas dirimu dan apa yang kamu dibutuhkan
Tips ketiga ini lebih mudah dikatakan daripada dipraktekkan. Sungguh sulit untuk mempertahankan fokus mengenai diri sendiri karena kita biasanya mengidentifikasi melalui hal yang eksternal. Contohnya seperti ‘saya adalah seorang akuntan’, ‘saya adalah pacar X’, ‘saya manajer di perusahaan Y’, ‘saya seorang dengan status ekonomi yang mapan’.  Hal ini terutama terasa sulit bila perubahan yang dialami berkaitan dengan hal eksternal yang sangat melekat sebagai identitas diri, seperti kehilangan pekerjaan, kehilangan keluarga terdekat, atau putusnya hubungan romantis.
Menemukan ‘diri’  dan ‘keinginan diri’ yang ajeg dapat membantu dalam menghadapi perubahan dunia eksternal. Temukan ‘diri’ selain sebagai pacarnya X, atau karyawan perusahaan Y. Ketika ‘diri’ dapat mandiri dari segala faktor yang eksternal, kita dapat berubah dan berkembang tanpa kehilangan jadi diri yang inti.
Perhatikan keyakinanmu terhadap perubahan.
Disadari atau tidak, cara kita dalam menghadapi masalah berkaitan dengan didikan keluarga dan pandangan budaya yang melekat sejak kecil. Perubahan dapat dipandang secara positif maupun negatif tergantung pada kepercayaan kita yang sudah terbentuk di awal kehidupan. Terkadang perubahan menimbulkan rasa tidak nyaman dan bahkan perasaan bersalah. Tanyakan pada diri sendiri, apakah perubahan ini membuat saya tidak nyaman? apakah perubahan ini merupakan suatu kerepotan yang tidak perlu? Apakah pertanyaan itu berasal dari diri sendiri atau didikan dari kecil? Bila keyakinan terhadap perubahan sudah dipahami, kita akan mengerti mengapa kita memiliki cara tertentu dalam menhadapi perubahan.
Gunakan sebanyak mungkin waktu yang kamu butuhkan sebelum memberi respon.
Biasanya manusia dengan cepat bereaksi terhadap sesuatu hal tanpa dapat mempertanggung jawabkan perilakunya. Seperti seseorang yang terburu-buru mencari pengganti setelah diputuskan oleh pacarnya. Daripada berpikir cara bereaksi paling cepat terhadap situasi, pahami perilaku apa yang perlu dilakukan  dan ambil keputusan secara bertanggung jawab. Jangan sampai keputusan yang terburu-buru menimbulkan penyesalan di kemudian hari.
Lima tips diatas merupakan cara ideal yang dapat dipraktekkan dalam menghadapi perubahan. Penggunaannya dapat berbeda-beda tiap orang tergantung pada kepribadian dan konteks. Pada akhirnya semua kembali kepada diri sendiri. Sering kali, perubahan terasa menyakitkan karena kita terancam kehilangan sesuatu yang telah sekian lama membuat kita nyaman. Tapi bila sudah saatnya berubah, maka suka atau tidak, kita harus menghadapinya dan bagaimana kita bereaksi dalam menghadapi perubahan dapat kita putuskan sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar